Di Indonesia, sapi menjadi hewan ternak dengan konsumsi dagingnya menempati urutan kedua terbesar setelah ayam. Terlebih mayoritas penduduk Indonesia yang Muslim, maka permintaan terhadap daging sapi ini pun sangat tinggi saat menjelang hari raya Idul Adha. Bicara soal sapi, tahukah anda bahwa terdapat banyak sekali jenis sapi dari berbagai penjuru dunia yang memiliki keunggulan, kekurangan, dan karakteristiknya masing-masing. Dari sekian banyaknya jenis sapi tersebut, berikut ini kami sajikan ulasan jenis-jenis sapi ternak yang paling populer di Indonesia:
Sapi Bali
Seperti namanya, sapi Bali ini berasal dari Pulau Bali dan merupakan sapi lokal 100% asli Indonesia karena tidak ada campuran genetik di tubuhnya. Sejatinya sapi Bali adalah Banteng (Bos Sondaicus) / sapi jawa liar yang telah mengalami penjinakkan dan berevolusi menjadi ukuran yang lebih kecil daripada banteng. Beratnya berkisar antara 250 kg hingga 400 kg. Dan untuk rekor bobot pejantannya adalah 450 kg atau sekitar separuh dari rekor bobot banteng yang pernah tercatat. Sedangkan tinggi sapi Bali dewasa bisa mencapai 130 cm.
Sapi Bali memiliki ciri khas yakni pada bagian-bagian tertentu tubuhnya berwarna putih. Terutama pada keempat kakinya mulai dari lutut hingga ujung kaki, pada bibir bawah, tepi daun telinga dan bagian dalam daun telinga. Mengingat bahwa sapi Bali termasuk dari keturunan sapi liar, maka tenaga dan daya tahan tubuhnya cukup besar. Sehingga selain diambil dagingnya (sapi pedaging), sapi Bali ini juga dimanfaatkan sebagai sapi pekerja.
Sapi Madura
Sapi Madura adalah sapi hasil persilangan dari sapi Bos Indicus (Zebu) / sapi berpunuk dengan Bos Sondaicus (banteng). Sebagai salah satu jenis sapi potong yang banyak diminati pada saat Idul Adha tiba, jenis sapi ini berukuran relatif kecil bila dibandingkan dengan jenis-jenis sapi potong lainnya. Pertumbuhan berat badannya 0,5 – 0,8 kg/ hari dengan berat maksimal hingga 350 kg saja dengan tinggi rata-rata 118 cm.
Ciri khas dari sapi Madura yakni sedikit berpunuk untuk sapi jantan sedangkan yang betina tidak berpunuk. Baik jantan maupun betina memiliki warna merah bata di hampir seluruh tubuhnya. Sama seperti sapi Bali, sapi Madura juga merupakan sapi dwifungsi. Yakni selain sebagai sapi pedaging, sapi Madura juga digunakan sebagai hewan pekerja/ pembantu petani dalam membajak sawah. Istimewanya, sapi Madura ini juga sering dipertontonkan pada acara tradisional pulau Madura yakni karapan sapi.
Sapi Aceh
Hampir mirip dengan sapi Madura, sapi Aceh merupakan sapi hasil persilangan antara Bos Sondaicus (banteng) dengan Zebu (sapi berpunuk) namun sapi Aceh memiliki kulit yang lebih bergelambir. Selain itu, sapi Aceh memiliki warna yang tidak seragam. Hampir di seluruh daerah di Provinsi Aceh bisa dijumpai sapi Aceh dengan warna yang berbeda-beda. Mulai dari merah bata, hitam belang-belang putih, merah bata belang-belang putih, perutnya abu-abu kehitaman, kuning langsat, bahkan terdapat sapi Aceh putih dan hitam.
Sapi Aceh dikenal sebagai sapi pedaging dan pekerja yang memiliki daya tahan tubuh cukup kuat karena mampu bertahan pada cuaca panas. Hebatnya lagi sapi Aceh dapat tetap berkembangbiak dengan baik meski kualitas pakan ternak yang diberikan buruk.
Sapi Sumbawa
Masih termasuk dalam rumpun sapi lokal Indonesia, sapi Sumbawa merupakan sapi yang memiliki sebaran asli geografis di Provinsi Nusa Tenggara Barat terutama di Pulau Sumbawa. Bentuk dan ukuran sapi Sumbawa ini sedang hingga besar, berpunuk dan bergelambir. Bobot sapi jantannya berkisar 350 kg sampai 450 kg sedangkan sapi betina 200 kg sampai 350 kg.
Karakteristik lain dari sapi Sumbawa jantan adalah tubuhnya berwarna putih keabuan. Sedangkan sapi betina berwarna putih dan bertanduk lebih panjang daripada sapi jantan. Baik sapi Sumbawa jantan maupun betina ini bertelinga sedang yang mengarah ke samping dan tidak terkulai.
Sapi Ongole
Sapi Ongole berasal dari India yang termasuk golongan zebu atau sapi berpunuk. Jenis sapi ini banyak diternak dan dikembangkan di pulau Sumba. Itu sebabnya banyak orang yang menyebutnya dengan SO (Sumba Ongole). Ciri fisiknya berwarna putih, memiliki punuk besar serta kulit yang berlipat-lipat dan bergelambir yang terdapat di bagian bawah leher dan perut.
Tinggi sapi Ongole bisa mencapai 160 cm dengan bobot hingga 850 kg. Selain ukuran tubuhnya yang besar, tenaga sapi Ongole ini juga cukup kuat. Sehingga sering dijadikan pula untuk membantu membajak sawah dan mengangkat beban berat.
Sapi Peranakan Ongole (PO)
Sapi Peranakan atau lebih dikenal dengan sebutan sapi PO merupakan sapi hasil persilangan sapi Sumba Ongole (SO) jantan dengan sapi Jawa betina. Jenis sapi ini termasuk sapi pedaging dan pekerja yang baik. Karakteristik fisiknya memiliki tenaga kuat dan ukuran tubuh besar, berpunuk, bertanduk, bergelambir longgar dengan profil melengkung. Dari segi warna, sapi PO berwarna putih dengan lutut berwarna hitam terutama pada sapi jantan. Sedangkan dari segi kualitatif, sapi Peranakan Ongole memiliki bobot maksimal sapi dewasa jantan 600 kg dan betina 400 kg.
Sapi Brahman
Jenis sapi ternak di Indonesia bernama Brahman ini tergolong dalam sapi zebu (berpunuk) yang berasal dari India dan banyak dikembangkan di Amerika. Ciri khas sapi ini adalah punuknya yang cukup besar, tidak bertanduk, berkulit longgar, memiliki gelambir di bawah leher hingga perut disertai lipatan-lipatan, serta telinganya panjang dengan posisi menggantung.
Pertumbuhan berat badan sapi Brahman bisa dibilang cepat, yakni sekitar 0,8 kg/hari. Bobotnya mampu mencapai 800 kg dengan tinggi 121-128 cm untuk sapi jantan dewasa. Sedangkan tinggi rata-rata sapi betina antara 116-123 cm dimana beratnya sekitar 500 kg. Sapi Brahman diklaim sebagai sapi potong dengan kualitas terbaik jika dibandingkan dengan sapi lokal dan sapi daerah tropis lainnya.
Sapi Limosin
Merupakan sapi potong impor asal Perancis yang banyak dicari di Indonesia dan menjadi percontohan sapi kurban karena badan besar dan ukuran yang tinggi sehingga dipastikan memiliki daging yang banyak. Bahkan, pertumbuhan berat badannya lebih cepat dibandingkan dengan sapi jenis lain yakni sekitar 1,1 kg/hari. Sehingga proses penggemukan sapi Limosin ini terbilang sangat singkat.
Dengan perawatan yang baik dan pemberian pakan sapi yang efisien, berat sapi Limosin betina mampu mencapai 650 kg. Sedangkan sapi jantan beratnya hingga 1,1 ton dengan tinggi mencapai 160 cm. Ciri khas lain dari sapi Limosin ini adalah bertanduk, berwarna merah keemasan atau cenderung coklat tua dengan beberapa bagian berwarna putih seperti pada bagian lutut kebawah dan sekitar mata.
Sapi Simental
Hampir sama dengan sapi Limosin, sapi Simental atau masyarakat Jawa lebih sering menyebutnya dengan istilah sapi metal ini juga menjadi salah satu primadona sapi kurban saat hari raya Idul Adha di Indonesia. Hanya saja, sapi yang berasal dari Swiss ini tidak hanya dimanfaatkan sebagai sapi pedaging/ potong saja. Tetapi sering digunakan sebagai sapi perah pula.
Tingkat pertumbuhan berat badan sapi Simental termasuk cukup cepat dengan daging rendah lemak serta susu yang dihasilkan sangat istimewa. Bobotnya rata-rata 700 hingga 800 kg, bahkan bisa mencapai bobot 1,3 ton dengan tinggi 170 cm. Secara tampilan, tubuh sapi Simental memiliki warna bulu coklat kemerahan. Serta pada bagian lutut kebawah, muka, dan ekornya berwarna putih.
Sapi Angus
Sapi Angus merupakan tipe sapi potong yang berasal dari daratan eropa tepatnya Inggris dan Skotlandia. Warnanya hitam, cenderung pendek, tidak bertanduk, punggung lurus, tubuh lebar dan besar, padat dengan urat daging yang sangat baik. Untuk berat badan sapi Angus betina dewasa dapat mencapai 700 kg sedangkan jantan dewasa 900 kg.
Sapi Angus ini banyak digemari selain akan kualitas dagingnya namun juga karena bisa beradaptasi di segala kondisi cuaca serta dengan pakan yang bermutu rendah. Selain itu, sapi Angus juga sering dipakai pada grading up dan cross breeding untuk mendapatkan jenis sapi pedaging bermutu tinggi.
Sapi Brangus
Brangus adalah jenis sapi hasil persilangan antara sapi Brahman betina dengan sapi Angus jantan. Ciri fisik yang paling khas dari sapi Brangus ini yakni warnanya yang hitam legam pada seluruh kulitnya. Selain itu, ukurannya juga sangat besar dengan punggung lurus dan tidak memiliki tanduk.
Keunggulan sapi Brangus ini antara lain kualitas daging potongnya sangat baik, memiliki daya tahan yang baik terhadap panas/ iklim tropis. Serta produktivitas daging tinggi pun pertumbuhan badannya cukup cepat. Untuk satu ekor sapi Brangus dewasa baik jantan maupun betina beratnya mampu mencapai angka diatas 1 ton.
Demikian ulasan mengenai beberapa jenis sapi ternak di Indonesia. Semoga dapat bermanfaat dan membantu bagi anda yang ingin beternak sapi, pencari hewan kurban maupun para konsumen daging potong dalam mengenali dan memilih jenis ternak sapi di Indonesia yang tepat untuk dibudidayakan atau dikonsumsi.
Apapun jenis sapinya, beri pakan konsentrat yang tepat agar hasil mantap!
Kami – FERMENFEED menyediakan produk-produk pakan konsentrat sapi ternak berkualitas yang terbukti menjadikan sapi gemuk dan padat daging namun rendah lemak. Produk konsentrat sapi kami ini dibuat melalui proses fermentasi. Tujuannya untuk memecah, protein, karbohidrat dan lemak menjadi bentuk sederhana sehingga mudah diserap menjadi daging secara optimal.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk pakan konsentrat kualitas super dari FERMENFEED, silahkan menghubungi whatsapp kami di 0822-1710-2300