Sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa hewan ternak termasuk sapi potong tidak pernah luput dari serangan berbagai macam jenis penyakit. Penyakit-penyakit itu bisa disebabkan oleh manajemen yang kurang baik, bakteri, virus, parasit, dan agen penyebab penyakit lainnya. Maka dari itu, selalu mengontrol dan menjaga kesehatan ternak merupakan hal yang sangat vital karena hal ini sangat berkaitan dengan kesuksesan budidaya ternak sapi potong.
Bagi anda yang ingin terjun atau telah menekuni budidaya ternak sapi potong tentu saja mengetahui ciri sapi sakit beserta jenis-jenis penyakit yang dapat menyerang sapi adalah hal wajib. Dengannya, nantinya anda bisa lebih siap dalam melakukan usaha pencegahan maupun pengendalian jika suatu saat sapi anda sakit.
Bagaimana ciri sapi sakit?
Untuk mengetahui apakah sapi sedang sakit atau tidak, secara umum dapat diketahui dengan memperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Ciri fisik. Identifikasi sapi sakit dapat diketahui dengan melihat tanda-tanda perubahan fisiknya. Biasanya mata sapi akan tampak suram, cekung, mengantuk berbeda dengan sapi sehat yang memiliki sorot mata bersinar. Sapi sakit biasanya badannya juga menyusut, telinga terkulai, bulu menjadi kusut hingga mulut dan hidungnya kering.
- Sikap dan tingkah laku. Sapi yang sakit juga akan menunjukkan perubahan sikap dan tingkah lakunya. Beberapa diantaranya yaitu menurunnya nafsu makan, kapasitas minum sedikit dan lambat, serta gaya jalannya yang sempoyongan.
- Pernafasan dan suhu tubuh. Temperatur tubuh sapi yang sakit cenderung naik-turun, namun badannya akan terasa panas. Selain itu detak jantung dan pernafasannya tidak lancar.
Jenis-jenis penyakit pada sapi
Penyakit Anthrax (radang limpa)
Antraks merupakan salah satu penyakit menular akut pada ternak sapi potong yang paling perlu diwaspadai. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis dan dapat menular ke manusia. Manusia bisa terinfeksi apabila kontak langsung dengan sapi yang terkena antraks. Atau bisa juga melalui daging, tulang, kulit, maupun kotorannya. Berikut gejala umum yang tampak pada sapi yang sudah terjangkit penyakit antraks:
- Sapi mengalami demam tinggi, mencapai 42 derajat Celcius
- Gemetar, berjalan sempoyongan
- Pernafasan tidak lancar
- Terjadi perdarahan berwarna hitam pekat dari lubang–lubang kumlah (lubang hidung, lubang anus, dan pori-pori kulit)
- Diare
- Apabila sudah cukup parah, umumnya sapi mati mendadak
Septicaemia Epizootica/ SE (Ngorok)
Penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau biasa disebut penyakit Ngorok merupakan penyakit yang sering menyerang sapi yang disebabkan oleh kuman Pasteurella multocida serotipe 6B dan 6E. Kuman ini suka hidup ditempat yang dingin dan lembab sehingga penyakit ini sering terjadi terutama saat musim hujan tiba. Faktor pemicu terjadinya infeksi adalah rendahnya daya kekebalan tubuh sapi yang disebabkan karena cekaman atau stress seperti terlalu banyak dipekerjakan, pemberian pakan yang berkualitas rendah, kandang yang penuh dan berdesakan, serta kondisi pengangkutan yang melelahkan pada ternak. Gejala klinis yang dapat diamati pada sapi yang terinfeksi SE yaitu:
- Keluar air liur terus menerus
- kesulitan bernafas (ngorok)
- Kondisi tubuh lemah dan lesu
- Selaput lendir kemerahan
- Tubuh gemetar
- Terdapat busung pada kepala, leher bagian bawah sampai gelambir, dan tenggorokan
- Pada bentuk dada terdapat tanda-tanda peradangan paru
- Pada kondisi kronis, sapi menjadi kurus dan sering batuk
Surra (Trypanosomiasis/ Penyakit Mubeng)
Penyakit Surra (trypanosomiasis) pada sapi disebabkan oleh parasit protozoa Trypanosoma evansi yang masuk kedalam tubuh sapi melalui lalat penghisap darah dan beberapa jenis kutu. Parasit ini hidup di dalam darah induk semang dan memperoleh glukosa sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah induk semangnya. Kondisi kurangnya kadar glukosa darah pada sapi menyebabkan organ tubuh sapi tidak mendapatkan cukup oksigen dan menyebabkan sapi mudah lelah serta tidak bertenaga. Oleh karenanya penyakit surra ini biasa disebut juga dengan istilah penyakit mubeng (sempoyongan). Adapun gejala klinis yang dapat diamati pada sapi yang mengidap penyakit Surra diantaranya berikut ini:
- Sapi demam, lesu, lemah, cepat lelah
- Gerakan sapi sempoyongan, seperti mubeng/ berputar-putar karena parasit berada dalam cairan Serebrospinal sehingga terjadi gangguan saraf
- Nafsu makan berkurang
- Keluar getah radang dari hidung dan mata
- Selaput lendir menguning
- Anemia
- Kurus, bulu rontok, busung daerah dagu dan anggota gerak
Infectious Bovine Rhinotracheitis (IBR)
Penyakit IBR adalah penyakit hewan yang mengganggu sistem reproduksi ternak. Penyakit ini disebabkan oleh Bovine herpesvirus (BHV-1) dan bersifat menular. Sapi yang terinfeksi dapat mengalami keguguran, penurunan tingkat fertilitas, penurunan produksi susu, bahkan kemajiran. Gejala klinis akibat penyakit ini seperti:
- Sapi demam yang diikuti dengan peningkatan frekuensi pernafasan
- Tubuh menjadi kurus
- Hidung tampak kemerahan dengan leleran hidung yang encer
- Ekor tidak kembali ke posisi biasa
- Otot sapi gemetar, kehilangan keseimbangan, kebutaan, selalu menjilat panggul dan pada tahap akut akan mati.
Bovine viral diarrhea (BVD)
Penyakit BVD merupakan penyakit yang biasa terjadi pada ternak sapi yang disebabkan oleh virus BVD. Pada umumnya terjadi karena infeksi setelah melahirkan yang bersifat non klinis. Sifatnya menular antar sapi, dimana penyakit ini dikenal sebagai penyakit diare ganas pada sapi. Gejala klinis yang dapat diamati pada sapi yang terinfeksi BVD yaitu:
- Kenaikan suhu tubuh
- Sapi sangat lesu, nafsu makan menurun
- Diare secara terus-menerus dan berair, berbau busuk berisi mukus dan darah
- Mata dan hidung keluar eksudat/ lendir
Cara pencegahan dan pengendalian penyakit pada sapi
Pencegahan menjadi hal yang lebih penting daripada pengobatan penyakit. Pasalnya, di samping penggunaan obat akan menambah biaya produksi juga keberhasilan pengobatan pun tidak bisa terjamin. Beberapa langkah pencegahan yang dapat anda lakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah sebagai berikut:
Selalu menjaga kebersihan sapi potong dan kandangnya
Sapi yang diberi pakan secara intensif tentu saja akan menghasilkan kotoran yang banyak karena pakannya mencukupi. Sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit. Mandikan pula sapi secara rutin untuk menghilangkan kotoran yang menempel sehingga tubuh sapi tidak mudah menjadi tempat kutu, lalat, dll.
Membuat kandang karantina
Sapi potong bakalan atau sapi yang baru saja didatangkan sebaiknya dipisahkan terlebih dahulu dengan sapi lainnya dan dikarantina di kandang tersendiri. Lama karantina bisa dilakukan selama 1 minggu. Hal ini bertujuan untuk memonitoring keadaan sapi-sapi baru tersebut, dan juga sebagai cara untuk membuat sapi beradaptasi dengan lingkungan yang baru.
Melakukan vaksinasi
Vaksinasi sebaiknya diberikan terhadap sapi potong baru, khususnya vaksin untuk berbagai penyakit menular pada sapi. Pemberian vaksin cukup dilakukan pada saat hewan berada di kandang karantina. Vaksinasi yang paling penting dilakukan adalah vaksinasi penyakit antraks. Selain itu, biasanya diberikan juga obat cacing. Namun, pemberian obat cacing ini dapat menyebabkan pertumbuhan sapi terhambat.
Demikian penjelasan mengenai jenis penyakit pada sapi beserta gejala klinis dan langkah-langkah pencegahannya. Semoga bermanfaat! Sebagai informasi, kami- FERMENFEED menyediakan berbagai macam pakan konsentrat sapi bernutrisi tinggi dengan harga yang sangat terjangkau dan telah terbukti di lapangan! Untuk informasi lebih lanjut hubungi whatsapp kami di 0822-1710-2300